Oleh : Prof. DR. H. Agustitin Setyobudi,MM,Ph.D Guru Besar
Perekonomian Indonesia Dan Koperasi Caleg DPR-RI Dapil daerah pemilihan I
Jakarta Timur Jakarta, 2013.
Bangunlah! Akhlak sebagai sumber keIkhlasan dalam diri,
karena ini adalah Keyakinan kepada Diri Sendiri, melalui pengenalan diri.
Kemudian tahu diri, tentang apa yang menjadi tugas dan kewajiban makhluk Allah
SWT dengan cara mengabdikandiri, guna menghargai diri sendiri, melalui
karya nyata yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, masyarakat
luas,bangsa dan negara.
I. PENGERTIAN
Membahas tentang bagaimana membangun PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) dalam
perspektif akhlak sebagai sumber keikhlasan kepada diri sendiri untuk hidup
bersama, akan lebih mudah dipahami jikalau dimulai dari pemahaman tentang
variabel-variabel tersebut yang diatas, yang bisa penulis sampaikan seperti
berikut ini.
A. MEMBANGUN ADALAH bangkit berdiri, membina, bersifat
memperbaiki. Dengan demikian membangun dapat di definisikan seluruh aktivitas
yang setiap saat kita geluti dengan menggunakan perhitunggan – perhitunggan
yang bersifat meningkatkan,menjadi lebih mudah, menjadi lebih baik, menjadi
lebih ringgi, menjadi lebih sempurna, menjadi lebih beradab, menjadi lebih
berbudaya, dan lain-lain yang peningkatanya selalu mengarah kepada nilai-nilai
baru dan yang positif.
B. PARTAI POLITIK
Sebuah partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi
tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok
yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan
cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan cara konstitusionil -
untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka
Sementara PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
(PPP) ADALAH organisasi politik yang dimiliki dan dioperasikan oleh
anggota partai yang dipilih sebagai pengurus demi kepentingan bersama.[1]
PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas perjuangan.
MENURUT ADRT : TUJUAN PPP adalah
terwujudnya masyarakat madani
yang adil, makmur, sejahtera lahir-batin, dan demokratisf. PRINSIP istiqamah
mewujudkan serta membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertakwa
kepada Allah Subhanahu Wata’ala, meningkatkan mutukehidupan beragama, serta
mengembangkan ukhuwah Islamiyah.
Dengan demikian PPP, mencegah berkembangnya faham-faham
atheisme, komunisme/marxisme/ leninisme, sekularisme, dan pendangkalan agama;
menegakkan hak asasi manusia dan memenuhi, Kebutuhan dasar manusia sesuai
harkat dan martabatnya dengan memerhatikan nilai-nilai agama terutama
nilai-nilai ajaran Islam, dengan mengembangkan ukhuwah insaniyah.
PPP mencegah dan menentang berkembangnya neo-feodalisme,
liberalisme, paham yang melecehkan martabat manusia, BERAZASKAN Islam yang
merupakan satu – satunya partai yang ber azaskan Islam. memelihara rasa aman,
mempertahankan, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan
mengembangkan ukhuwah wathaniyah.
PPP mencegah dan menentang proses disintegrasi, perpecahan,
dan konflik sosial. Yang BERSIFAT Nasional
C. PERSPEKTIF ADALAH cara melukiskan suatu benda pada
permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi
atau sudut pandang. Jadi perspektif merupakan sudut pandang yang menjadi fokus
untuk melihat, membaca, memahami, mengamalkan, dan mengevaluasi terhadap suatu
objek pandangan yang dalam hal ini cara pandang terhadap PPP dari sudut akhlak
sebagai sumber keihklasan.
D. AKHLAK ADALAH secara terminologi berarti tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal
dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.
E. KEIKHLASAN ADALAH bersih hati; tulus hati: memberi
pertolongan dengan; mereka benar-benar; meng•ikh•las•kan v memberikan atau
menyerahkan dng tulus hati; ke•ikh•las•an n ketulusan hati; kejujuran;
kerelaan:
Jadi berbicara tentang keIkhlasan kepada diri sendiri, pendekatan pembahasanya
selalu akan berdekatan dengan “Kesunguhan Kepada Diri Sendiri” dalam
mengabdikan diri kepada Allah SWT yang maha kuasa, hal ini tentunya sangat
dekat dengan bahasan bahwa Rasa percaya (yakin), merupakan sendi dari
KeIkhlasan. Dan rasa percaya itu harus dijiwai oleh keyakinan kepada diri
sendiri. Yakin kepada diri sendiri merupakan perwujudan dari ungkapan tentang
bagaimana mengungkapkan implementasi tentang, percaya kepada diri sendiri. Yang
paling dekat untuk penerapanya adalah membangun suatu organisasi bersama yang
bersifat menolong bersama dengan usaha bersama dan modal bersama.
Di dalam PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) inilah kita dapat membangun sambil
melihat karakter (Watak) sesungguhnya, yang merupakan perwujudan percaya
terhadap diri sendiri, yang tidak ada bedanya dengan hidup bersama , modal
bersama, semangat bersama, usaha bersama, hasil diperjuangan untuk
kesejahteraan bersama tanpa membedakan suku, agama, kelompok, atau golongan,hal
ini sesuai dengan sifat partai persatuan pembangunan, yakni sebagai upaya
memperkokoh pengabdian pada Allah SWT Yang Maha Esa.
II. Yakinlah kepada diri sendiri pasti akan memberikan hasil yang lebih baik
bagi perjuangan hidup.
Dalam kaitanya dengan pembicaraan tentang bagaimana kita
mewujudkan, bahwa manusia termasuk orang yang Ikhlas, dalam hal ini dari sudut
pandang pemahaman umum yang demikian itu sudah semestinya memiliki keyakinan
kepada diri sendiri. Yang ditunjukan dengan,beberapa faktor mislanya :
A. Kita harus mampu menunjukan bahwa kita memiliki kemampuan
yang cukup oleh karena Allah SWT telah membekali kepada kita dengan cipta,
rasa, karsa, dan apabila kemampuan akan hal tersebut kita implementasikan
menjadi karya mulia akan dapat menimbulkan kemaslahatan dunia, contohnya Thomas
Alva Edison menciptakan bola lampu dapat menimbulkan, cahaya, penerangan yang
dapat membuat orang dapat hidup lebih sempurna. Dan masih banyak lagi
orang orang yang telah berhasil mengimplementasikan ide-ide besarnya dalam
bentuk karya besar setelah melakukan penelitian atau riset beberapa tahun lamanya.
Misalnya membelah gunung mengambil emasnya, membelah batu besar dengan
mudahnya, dan kemudian diolah menjadi karya sedemikian indah. Hanya saja dalam
kaitanya dengan Indonesia masih banyak rakyat yang belum mampu berkarya
besar.untuk mengolah kekayaan bangsa dan negara sehingga masih banyak
tergantung kepada negara-negara lain. Hal ini harus menjadi perhatian kita
bersama, bagaimana caranya agar bangsa indonesia segera mampu ikut pula
berkiprah dalam abad global yang buka saja sebagai penonton tetapi juga ikut
sebagai pemainya.
B. Kita diberikan jasad yang merupakan pembungkus dari roh
dan didalam roh tersebut diberikan isi yang goib sifatnya yaitu berupa pikiran,
perasaan dan hati, apabila kita mampu menjadikan pikiran kita cerdas perasaan
kita seimbang dan hati kita termanfaatkan dan terpeliharan untuk membangun
keduanya, maka akan dapat menimbulkan energi yang kuat, yang dapat menggerakan
seluruh anggota tubuh kita atau jasad kita menjadi jasad yang terampil yang
mampu mengubah barang tidak berharga menjadi bernilai. Kita dapat melihat,
mesjid istiqlal, monas, semua itu ada karena tubuh yang terampil tubuh yang
bergerak sempurna karena di bimbing oleh perasaan dan hati kita, maka sangatlah
sia-sia Allah SWT telah memberikan kepada kita tubuh yang sempurna, kalau kita
tidak mampu membuat suatu karya yang bermanfaat baik bagi diri sendiri mapun
pada orang lain. Kemanfaatan tenaga kita baru dapat nampak apabila sudah
dibuktikan dengan karya-karya yang terlahir dari pemanfaatan seluruh perangkat
tubuh kita.
C. Kitapun harus meyakini bahwa kita memiliki kecakapan yang
mampu membahasakan sesuatu yang diam tetapi di dalamnya penuh dengan makna
membahasakan sesuatu yang tidak bergerak, tetapi sesungguhnya dia adalah energi
penggerak misalnya, batu bara, minyak, gas bumi, kayu bakar dan lain-lain.
Seandainya kecakapan kita telah kita amalkan dengan baik maka di dunia ini
tidak ada yang sulit, tidak ada orang yang miskin, semua kebutuhan pasti akan
terpenuhi karena Allah SWT telah menyelipkan juga kecakapan tubuh untuk
membahasakan pikiran pikiran kita, perasaan-perasaan kita. Hal ini dapat juga
kita lihat beberapa penyair pujangga, penyanyi, pemusik, yang mampu
membahasakan sesuatu yang diam menjadi karya karya seni yang sangat indah,
mengetuk qalbu menggetarkan jiwa yang sanggup menyadarkan bagi pemerhati maupun
pelakunya. Inilah kekuasaan Allah SWT yang sangat luar biasa yang disertakan
kepada kita MANUSIA.
D. Sebagai manusia yang telah ditinggikan derajatnya, seperti
yang dicontohkan oleh Rasulluloh saw, salah satunya adalah cerdas. Pikiran kita
ingin pikiran kita menjadi cerdas apabila kita mau belajar (Iqro) kemudian
ditindak lanjuti dengan membaca, menulis, mengingat, memahami, menghayati, dan
mengamalkan menjadi suatu perbuatan atau amalan. Perasaan kita akan cerdas
kalau kita selalu mengajak perasaan kita untuk bisa merasa bukan merasa bisa.
Disinilah letaknya proses pelatihan pembelajaran tentang arti dari suatu nilai,
arti dari suatu makna, arti dari suatu hakikat, arti dari suatu hikmah. Dengan
demikian jika kita bisa merasa dan tidak hanya merasa bisa, maka semua orang
pasti rendah hati, bukan rendah diri. kita akan dapat menempatkan orang lain
tinggi tetapi tanpa membuat diri kita rendah, begitu pula sebaliknya kita dapat
menempatkan diri kita di tempat tinggi tetapi bukan berarti membuat diri orang
lain rendah. Kita tidak mungkin berbagia diatas penderitaan orang lain, kita
tidak mungkin berdiri dan tertawa diatas penderitaan orang lain, kita tidak
mungkin ingin dianggap pandai dengan membodohkan orang lain.
E. Kompetensi kepribadian merupakan ukuran tinggi rendahnya
peradaban seseorang betapa banyak di muka bumi ini, orang pandai tetapi biadab.
Kepandainya hanya untuk membuat orang lain bodoh, kepandaianya hanya membuat
orang lain menderita, kita liat pada saat ini maraknya isu tentang koruptor
mencuri uang rakyat hanya untuk memenuhi nafsu birahinya, banyak orang
kaya tetapi lebih banyak orang miskin. Harta ditumpuk dalam bentuk logam mulia
hanya dihitung dipandangi belaka, vila-vila indah berdiri di bukit bukit kecil
merusak hutan dan tidak bermanfaat apa-apa. Seandainya sebagian orang
kaya tersebut mampu, mau, sadar, untuk membelanjakan uangya ke jalan Allah SWT,
akan lebih bermanfaat apabila anak-anak orang miskin yang ingin menikmati bangku
kuliah, di kedokteran misalnya, tetapi cita-citanya tidak bisa sampai lantaran
kita – kita terlahir dari wanita – wanita yang miskin. Inilah yang Allah SWT
sebut punya mata tidak melihat, punya telinga tidak untuk mendengar, dan punya
hati tertutup karena hawa nafsu. Sungguh sungguh sangat memprihatinkan, sungguh
sangat ironis, apakah kita tidak menyadari bahwa ketika kita kita itu nanti
kembali menghadap Allah SWT, hanya tiga perkara yang dibawa, yaitu ilmu yang
bermanfaat, amal zariah dan doa-doa yang selalu mengalir dari mulut dan
hatinya. Dan secara fisik kain putih tak berjait yang aka menemaninya.
Nauzubillah Himinzalik, semoga Allah SWT tidak memasukan kita kedalam
orang-orang yang lupa, karena sebaik-baik orang yang lupa, akan lebih baik pada
orang yang ingat yang berpengang kepada tali ajaran agama.Kita harus yakin
seyakin yakinya kepada keyakinan hidup kita, bahwa hanya kepada kebenaran
agamalah semuanya akan kita capai.
III. KENALILAH DIRIMU SEBELUM MENGENALI YANG LAIN
Sebagai makhluk Allah SWT yang fitrahnya adalah mengemban
misi untuk membangun kemaslahatan dunia tentu pertanyaan kita adalah dari mana
kita berasal, akan kemana kita kembali, dan antara datang dan kembali itu kita
harus berbuat apa. Ketika kita mempertanyaan darimana kita berasal sebagai
orang yang memeluk agama, jawaban kita pasti berasal dari Allah SWT yang
maha esa, karena Allah SWT itulah
yang menciptakan kita dari segumpal tanah, menjadi air mani, dan
pertemuan antara dua sperma itula, akan mejadi segumpal daging, dan antara
sembilan bulan, daging itu dirawat Allah SWT melalui ibu dan bapak kira
terutama ibu kita, jadilah kita semua, sampai pada kita mampu melihat dunia.
Berkat kasih sayang ibu dan bapak dan terutama Ibu dari bayi kita menjadi
balita, dari balita kita menjadi anak-anak, dari anak – anak kita akan menjadi
dewasa, dan dari dewasa kita akan menjadi tua, dan kemudian kembali ke tanah
menuju kepulangan. Dari terminologi kejadian kita tersebut pertanyaanya,
apa saja yang telah kita perbuat dalam menjalakna hidup menuju kepulangan itu.
Setidaknya ada lima hal yang dicontohkan oleh Rosululoh Muhaammad SAW.
A. Tentang kejujuran, apakah kita sudah yakin apa kita sudah
menjadi orang yang jujur, sedikitnya kita jujur bahwa kita akan menghadapi maut
sudahkah kita bersiap diri untuk menghadapi maut, bekal apa yang akan kita
bawa. Kalaulah kita mau jujur kita masih takut dengan kematian karena, mungkin
takut dengan api neraka, tetapi apakah kita layak masuk ke dalam surga.
B. Tanggung jawab, pertanyaanya sejauh mana dan seberapa
banyak kita telah melaksanakan tangung jawab kita sebagai manusia yang telah
Allah SWT ciptakan dalam keadaan yang paling sempurna.
Syahadat kita sudahkah kita hanya bertuhankepada Allah SWT , dan bersaksi
bahwa, nabi Muhammad utusan Allah sehingga tidak lagi kita menuhankan harta,
menuhankan jabatan, menuhankan keangkuhan, menuhankan kesombongan, dan
lain-lain.
Sholat kita secara ritual sudahkah kita laksanakan secara baik dan sempurna
diitnggkatkan terus, secara implementasi, sudahkah sholat kita menjadi karya
terbaik. Dalam bentuk jalan lurus yang di dalamnya ada kenikmatan bukan jalan
dimarahi dan bukan jalan yang menyesatkan kita.
Puasa, sudahkah puasa ritual kita telah kita jalankan semata mata untuk Allah,
karena puasa adalah satu satunya ibadah yang dikerjakan hanya untuk Allah, dan
secara implementatif sudahkah puasa kita mampu menjadikan alat diteksi tentang
perjalanan hidup kita, kita menelanjangi diri kita, dan melihatnya secara
jujur, sudahkah ada di dalam diri kita terhiasi oleh kesucian pikiran, kesucian
perasaan, ketulusan hati, dan kelurusan perkataan dan perbuatan.
Zakat sudahkah hitungan zakat kita, terutama hitungan zakat mal sesuai
dengan yang di inginkan Allah yang sesuai dalam Al-quran, sering memberi tak
harap kembali, seperti kasih ibu terhadap anaknya, laksana sang surya menyinari
dunia, seakan hanya memberi dan tak harap kembali. Jangan sampai kita berzakat
hanya untuk menggugurkan kewajiban, sesuai hitungan pun tidak apalagi
melebihinya, sehingga di sekitar kita banyak yang menangis kelaparan, sementara
kita tertawa terbahak-bahak karena kelebihan.
Haji merupakan perjalanan spiritual untuk melatih ketika kita memasuki
wilayah suci, kita harus meninggalkan pikiran pikiran kita,
perasaan-perasaan kita tentang keduniawian, dalam rukun haji dilambangkan
dengan menggunakan baju ikhrom yaitu baju putih tidak berjait, ketika kita
sampai. Yang kedua tawaf, berkeliling ka’bah tujuh kali menyombulkan bahwa
sesungguhnya hidup itu hanya tujuh hari, mulai dari ahad sampai dengan Assbt
artinya jika dari ahad kita masih bisa kembali ketemu ahad, kita harus
flashback nilai nilai apa yang telah kita perbuat selama tujuh hari. Artinya
ketika kita berfikir hari ini hanya hari inilah yang masih kita punya,
sedangkan hari esok, hari lusa, dan hari mendatang baru harapan hidup, maka
sangat merugilah orang yang tidak mau dan mampu memanfaatkan hari ini untuk
menyongsong hari esok jika Allah SWT mengijinkan. Sya’i berlari dari
bukit syafa dan marwa, ini secara simbul menggambarkan bahwa orang yang
telah bertawaf dan mendapatkan suatu nilai nilai harus segera berjuang mencari
arti dan makna hidup dan kehidupan. Disana digambarkan tenang perjuangan siti
hajar, untuk memperoleh air, tetapi apa daya perjuanganya dari bukit syafa dan
marwa, belum mendapatkan apa-apa, dan justru yang memperoleh air, justru
putranya Ismail, yang sampai sekarang terabadikan sebagai air zam-zam. Makna
filosofinya adalah jangan terlalu berharap perjuangan yang kita lakukan sebesar
apapun hasilnya pasti kita yang memetik. Jika kita belajar dari perjuangan siti
hajar, justru yang memetik adalah anak-anaknya.
C. Cerdas sebagai makhluk sempurna manusia harus secara
terus menerus belajar kemudian berfikir dan kemudian beramal soleh dan hasil
amalanya dikembalikan untuk semata mata hanya kepada Allah, tentunya kita
ingat ketika kita masih di bangku sekolah atau kuliah, jikalau ingin menguasai
dunia maka, kuasailah ilmu dan bahkan hadist Rasulluloh yang sering kita dengar
di majelis taklim ditulikan dalam buku, dituliskan bahwa, jika ingin bahagia di
dunia kuasailah ilmu, jika ingin bahagia akhirat kuasailah ilmu, dan jika ingin
menguasai dunia dan akhirat kuasailah ilmu. Ini menggambarkan bahwa betapa
pentingnya ilmu untuk memperoleh kebahagiaan untuk memperoleh kesuksesan.
D. MENGUASAI INFORMASI dan menggunakan informasi
(tabligh) di abad globalisasi ini berbagai macam informasi dan alat komunikasi,
masuk kedalam kamar kita Beberapa saat yang lalu kita saksikan bersama melalui
alat elektronik internet, peredaran narkoba dapat dikendalikan atau dapat di
manage di dalam trali besi atau penjara. Artinya sehebat – hebat manusia
apabila tidak hati-hati akan menjadi korban besar informasi komunikasi, dengan
teknologi. Hal ini sudah di prediksi oleh Rosulluloh SAW. Melalui keteladanya
yaitu tabligh karena itu perlu kiranya kita semua menguasai sistem informasi
mengusai sistem manajemen agar kita termasuk anak-anak kita generasi muda kita
tidak tertipu daya dengan teknologi informasi apabila tidak dilandasi dengan keimanan
dan ketakwaan. Kita akan menjadi manusia yang beradab atau mungkin jadi manusia
biadab apabila kita tidak hati hati menggunakan dan memanage informasi dengan
berlandaskan hati nurani.
E. TERHINDAR DARI KEMUNGKINAN KESALAHAN sekecil apapun
(maksum) karena itu kesalahan itu harus sedini mungkin kita kelola, yang besar
kita kecilkan, yang arif dan bijaksana berlandaskan tali ajaran agama. Dunia
globalisasi yang sarat akan informasi sering membuat masalah kecil menjadi
besar, dan masalah besar menjadi malapetaka ini semua menjadi penyebab utama,
terjadinya hiruk pikuk masyarakat yang tidak terkendali, saling fitnah
menfitnah, jelek menjelekan, mengatakan diri paling benar orang lain semua
salah, tidak jarang terjadi dikarenakan twitter, bbm, facebook, dan lain lain.
Semua ini harus kita minimalisir, kuncinya adalah memperdalam dan mempertajam
makna dari firman firman Allah SWT yang disampaikan kepada kita.
IV. PENUTUP
Berlandaskan kerangka pemikiran seperti tersebut di atas
membangun PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) dalam perspektif akhlak sebagai
sumber keikhlasan kepada diri, sangatlah tepat menjadi satu-satunya partai
pilihan umat islam, karena LANDASAN, ASAS, TUJUAN, NILAI, DAN PRINSIP PARTAI
PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP). Karena itu sepatutnya semua warga negara Indonesia
yang mengimani Islam sebagai agamanya berfikir ulang untuk kembali pulang ke
rumah besarnya, yaitu PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN yang berlambangkan Ka’bah,
yang maknanya sebagai simbol pemersatu umat Islam.
Bagi PPP, Ka'bah merupakan simbol kesatuan arah
perjuangan umat Islam Indonesia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, serta
merupakan sumber inspirasi dan motivasi untuk menegakkan ajaran Islam dalam
segala bidang kehidupan.yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, kebudayaan,
pertahanan dan keamanan secara nasional.